8+ Rumah Adat Sumatera Utara Beserta Penjelasan dan Gambar
Provinsi ini beribukota di kota Medan, yang kebanyakan dihuni oleh suku batak, yaitu suku asli sekaligus suku mayoritas disana. Batak sendiri merupakan salah satu suku di Indonesia, dengan jumlah penduduk yang besar setelah suku Jawa.
Batak juga dikelompokkan menjadi beberapa sub suku lagi. Yaitu Batak Toba, Koro, Simalungun, Angkola, Pakpak, dan Mandailing. Masing-masing sub suku tersebut memiliki adat budaya yang berbeda-beda. Perbedaan ini bisa terlihat dari desain rumah adatnya.
Rumah adat di Sumatera Utara yang secara resmi di akui oleh Nasional adalah rumah adat bolon. Tapi, sebenarnya orang batak ini masih mempunyai banyak arsitektuk rumah. Nah, untuk lebih jelasnya mengenai rumah adat Sumatera Utara, mari simak baik-baik ulasan di bawah ini.
Rumah adat bolon ini biasanya disebut Rumah Balai Batak Toba, dan telah diakui oleh Nasional sebagai perwakilan rumah adat Sumatera Utara. Rumah adat ini berbentuk persegi panjang, serta termasuk kategori rumah panggung. Dan hampir keseluruhannya bangunannya terbuat dari bahan alam.
Rumah panggung ini umumnya dihuni oleh 4-6 keluarga yang hidup bersama-sama. Kalau didaerah lain, rumah panggung sengaja dibuat untuk menghindari serangan binatang buas. Namun, rumah panggung adat bolon di buat agar memiliki kolong rumah. Kolong rumah tersebut digunakan sebagai kandang hewan pemeliharaan masyrakat batak, seperti babi, ayam, dan kambing.
Fungsi Rumah Bolon
Pada zaman dahalu, rumah balon ini merupakan rumahnya bagi 13 raja batak. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, rumah adat ini kemudian dipakai oleh masyrakat umum suku batak. Untuk membantu kalangsungan hidup masyrakat suku batak, maka rumah adat ini dibagi menjadi beberapa ruangan. Dan tentunya berdasarkan fungsinya, yaitu :
- Ruangan Jabu Bong, ruangan ini khusus bagi kepala keluarga. Yang lokasinya berada di bagian belakang di sudut sebelah kanan.
- Ruangan Jabu Soding, ruangan ini khusus bagi anak perempuan. Yang lokasinya berada di bagian belakang sebelah kiri dan berhadapan dengan ruangan jabu bong.
- Ruanagan Jabu Suhat, ruangan ini khusus bagia anak lelaki tertua yang sudah menikah. Dan letaknya berada dibagian sudut kiri depan.
- Ruangan Tempar Piring, ruangan ini untuk menyambut tamu. Yang letaknya berada dibagian ruangan jabu suhat.
- Ruangan Jabu Tonga Rona ni Jabu Rona, ruangan ini khusus untuk keluarga. Dan ukurannya paling besar dibandingkan dengan ruangan yang lainnya. Letaknya berada di bagian tengah rumah.
- Kolong Rumah, ruangan ini digunakan sebagai tempat menyimpan bahan pangan dan juga untuk kandang ternak. Seperti apa yang sudah saya jelaskan diatas.
Pembagian ruangan seperti di atas tentunya tidak semua ruangan harus dipisahkan oleh dinding pemisah. Secara umum, bagian dalam rumah adalah ruang yang luas tanpa disekat. Tetapi ruangan-ruangan tersebut tentunya dipisahkan oleh aturan adat yang membatasi. Dan juga mengikat disetiap anggota keluarga maupun para tamu yang datang.
Ciri Khas dan Nilai Filosofi Rumah Balon
Rumah Bolon ini dijadikan sebagai identitas rumah adat dari Provinsi Sumatera Utara. karena dianggap mempunyai beberapa keunikan tersendiri di dalam segi desain arsitekturnya. Keunikan tersebutlah yang kemudian menjadi ciri khas dan sekaligus pembeda diantara rumah adat Provinsi lainnya di Indonesia. Ciri khas pada rumah bolon ini diantaranya adalah sebagai berikut :
- Memiliki atap yang bentuknya hampir sama dengan pelana kuda. Dengan sudut yang sangat sempit, sehingga terlihat cukup tinggi.
- Dindingnya pendek Tapi, cukup untuk dibuat berdiri, karena rumah adat ini tidak dilengkapi oleh plafon.
- Dinding dibagian atas dilengkapi berbagai anyaman yang menghiasi penampilan rumah.
- Dibagian atas pintu depan ada sebuah groga atau lukisan hewan. Seperti lukisan cicik dan kerbau, yang lebih dominan dengan warna merah, hitam dan putih. Gambar hewan cicak pada motif tersebut merupakan simbol dari masyrakat batak yang mempunyai rasa persaudaraan kuat antar sesamanya. Sedangkan gambar hewan kerbau merupakan simbol ucapan terima kasih.
Rumah Adat Karo
Rumah adat karo Sumatera Utara ini biasanya disebut juga sebagai rumah adat Siwaluh Jabu. Siwaluh Jabu sendiri memiliki pengertian atau makna sebuah rumah yang dihuni oleh delapan keluarga. Masing-masing keluarga mempunyai peran tersendiri didalam rumah tersebut.
Penempatan keluarga-keluarga dalam rumah karo ditentukan oleh adat karo. Secara umum, rumah adat ini terdiri atas Jabu Jahe (hilir) dan Jabu Julu (hulu). Jabu Jahe juga dibagi menjadi dua bagian, yakni jabu ujung kayu dan jabu rumah sendipar ujung kayu.
Namun, biasanya rumah adat ini terdiri dari delapan ruangan dan dihuni delapan keluarga. Sementara dalam rumah adat karo hanya terdapat empat dapur. Masing-masing jabu dibagi menjadi dua, sehingga terbentuk beberapa jabu-jabu. Anatara lain, sedapuren bena kayu, sedapuren ujung kayu, sedapuren lepar bena kayu, dan jabu sadapuren lepar ujung kayu.
Struktur Rumah Adat Karo
Rumah adat ini bertiang tinggi dan satu rumah biasanya dihuni oleh satu keluarga besar. Yang terdiri dari empat sampai delapan kerluarga batak. Didalam rumah tidak ada sekatan atau pemisah, jadi satu ruangan lepas.
Tetapi, pembagian ruangan tetap ada, yaitu debatasi dengan garis-garis adat istiadat yang kuat, meski pun garisnya tidak terlihat. Masing-masing ruangan mempunyai nama dan siapa saja yang harus mendiami ruangan tersebut, serta sudah ditentukan pula oleh adat.
Pembagian ruangan dalam rumah adat karo adalah sebagi berikut :
- Jabu Bena Kayu, ruangan ini khusus didiami oleh pihak marga tanah dan pendiri kampung. Beliau merupakan penghulu atau pemimpin rumah tersebut.
- Jabu Sedapur Bena Kayu, ruangan ini masih bersatu dengan jabu bena kayu, dan biasanya disebut juga sinenggel-ninggel. Ruang ini didiami oleh pihak Senina yakni saudara-saudaranya yang bertindak sebagai wakil pemimpin rumah tersebut.
- Jabu Ujung Kayu, didiami oleh anak beru toa, bertugas sebagai pemecah setiap masalah yang timbul. Ruangan ini juga biasanya disebut Jabu Sungkun Berita.
- Jabu Sedapur Ujung Kayu, ruangan sedapur dengan jabu ujung kayu, disebut juga jabu silengguri. Jabu ini dihuni oleh anak beru dari jabu sungkun berita.
- Jabu Lepan Bena Kayu, ruangan yang berseberangan dengan jabu bena kayu. Disebut juga jabu simengaloken dan dihuni oleh biak senina.
- Jabu Sedapur Lepan Bena Kayu, ruangan yang sedapur dengan jabu lepan bena kayu. Dihuni oleh senina sepemeren atau separiban.
- Jabu Lepan Ujung Kayu, dihuni oleh kalimbuh yaitu pihak pemberi gadis, dan biasanya disebut Jabu Silayari.
- Jabu Sedapur Lepan Ujung Kayu, ruangan yang sedapur dengan jabu lepan ujung kayu. Ruangan ini dihuni oleh Jabu Simalungun Minum, dan Puang Kalimbuh yaitu Kalimbuh dari jabu silayari. Kedudukan Kalimbuh ini cukup dihormati didalam adat.
Rumah Adat Pakpak
Rumah adat pakpak mempunyai bentuk yang khas dan dibuat dari bahan kayu serta atapnya dari bahan ijuk. Bentuk desain rumah adat ini selain sebagai wujud seni budaya pakpak, juga bagian-bagian rumah adat pakpak mempunyai arti sendiri. Rumah adat pakpak disebut Jerro.
Rumah adat ini sama halnya dengan rumah adat lainnya di Sumatera Utara. Yang pada umumnya menggunakan tangga dan tiang penyangga.
Rumah Adat Mandailing
Suku Mandailing berada di wilayah Provinsi Sumatera Utara, yang berbatasan dengan Provinsi Riau. Daerah Mandailing terkenal sebagai destinasi wisata alam yang memukau. Serta budaya kearifan lokal yang begitu erat dipegang oleh penduduk setempat.
Rumah Adat Mandailing dapat anda temui di kabupaten Mandailing Natal. Kabupaten ini bagian dari wilayah Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Tapanuli Selatan. Rumah adat ini biasanya disebut juga Bagas Godang. Yang mempunyai makna Bagas dalam bahasa mandailing berarti rumah sedangkan godang berarti banyak.
Rumah Adat Melayu
Adat melayu bisa anda temui di Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Labuhan dan Kabupaten Serdang Begadai. Suku melayu ini mempunyai peran yang sangat penting dalam Medan sebagai Kota terbesar ketiga di Indonesia.
Rumah Adat Melayu Deli identik dengan warna kuning dan hijau, serta dinding dan lantainya terbuat dari papan. Sedangkan atapnya menggunakan ijuk.
Rumah Adat Nias
Rrumah adat Nias dinamai Omo Hada, bentuk rumah adat ini adalah panggung tradisional orang Nias. Selain itu, juga terdapat rumah adat nias dengan desain yang berbeda, yaitu Omo Sebua. Omo Sebua ini merupakan rumah tempat kediaman para kepala negeri (Tuhenori), kepala desa (Salawa), atau kaum bangsawan.
Rumah adat ini dibangun diatas tiang-tiang kayu nibung yang tinggi dan besar, serta beralaskan Rumbia. Bentuk denahnya ada yang bulat telu, ini di daerah Nias Utara, Timur, dan Barat. Sedangkan ada pula yang persegi panjang yaitu didaerah Nias Tengah dan Selatan.
Bangunan rumah adat ini tidak berpondasi yang tertanam ke dalam tanah. Dan sambungan antara kerangkanya tidak memakai paku, sehingga tahan goyangan gempa.
Rumah Adat Angkola
Angkola merupakan etnis yang berdiri sendiri, meskipun banyak orang yang menyamakan dengan mandailing. Rumah adat ini juga dinamai bagas godang seperti rumah adat mandailing. Tetapi, terdapat beberapa perbedaan diantara keduanya.
Rumah adat angkola atapnya menggunkan ijuk dan dinding serta lantainya dari papan. Keistimewaan rumah adat ini terletak pada warna dominan yaitu, hitam.
Rumah Adat Simalungun
Simalungan adalah etnis yang berada di Kabupaten Simalungun dan Kota Pematang Siantar, rumah adat ini dinamai Rumah Bolon. Rumah adat ini mempunyai perbedaan dengan lainnya, bentuk atapnya yang unik didesign berbentuk limas.
source: